Jumat, 11 April 2008
Fitna Menebar Fitnah
Film berdurasi 17 menit ini memicu kemarahan umat Islam. Geer Wilders,pembuatnya seperti tdk pernah berkaca pada pengalaman yang sudah-sudah.

Lewat media internet, film Fitna garapan politis Belanda itu mencuat ke dunia tanpa sekat ruang dan waktu. Isinya menyudutkan umat Islam dan ajarannya. Bahwa umat islam adalah teroris dan Al-Quran sebuah kitab suci yang rasial.

Padahal masih segar dalam ingatan umat Islam, ketika sejumlah negara muslim termasuk Indonesia, terjadi protes yang cukup masif sebagai reaksi terhadap kartun Nabi Muhammad SAW yang diidentikkan dengan teroris dalam sebuah majalah di Denmark.

Lalu protes masif masih terjadi lagi, menyusul pernyataan Paus Benekditus XVI mengenai Islam yang disamakan dengan kekerasan dalam pidatonya di Universitas Regensburg, Jerman.

Wilders tentu sengaja membuat film itu. Ia juga sadar,filmnnya akan membangkitkan ketegangan antar umat manusia dan agama yang tak terhindarkan lagi. Kini tinggal umat Islam itu sendiri,terpancing atau tidak. Ini juga menguji kedewassan keberagamaan umat Islam.

Fitna, yang berdurasi sekitar seperempat jam, berisi kompilasi potongan adegan kekerasan, antara lain teror 11 september dan pemenggalan kepala seorang sandera kelompok tertentu yang oleh pembuatnya dikaitkan dengan Islam. Film ini juga mengutip potongan ayat Al-Quran yang oleh Wilders dianggap menyarankan kekerasan dan terorisme.

Sebelum film itu ditayangkan lewat internet, Wilders sudah kesulitan memutar Fitna di negerinya sendiri, Belanda. Anggota parlemen dari Partai Kebebasan ini tak berhasil membujuk pengelola stasiun televisi setempat untuk memutarkan filmnya. Pemerintah Belanda pun telah mendesak agar dia tidak meneruskan rencananya. Bahkan ketika film ini direncanakan untuk ikut sebuah festival, pemerintah Belanda melarangnya.

Tapi akhirnya, situs _www.lifeleak.com bersedia menayangkan film kontroversial itu. Sejak itu pula Fitna dengan cepat menyebar ke berbagai penjuru dunia.

Memang perlu diakui dengan penuh kejujuran bahwa dalam Islam, dan juga agama lain, secara normatif positif (sosiologi) ada potensi kekerasan. Tapi jangan lupa, Islam juga memiliki embrio-embrio perdamaian sejati.

Meminjam istilah Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya ,Psikologi Agama (2003), agama memotivasi kekerasan tanpa belas atau pengabdian tanpa batas; mengilhami pencarian ilmu tertinggi atau menyuburkan takhayul dan supertisi; menciptakan gerakan massal paling kolosal atau menyingkap misteri rohani paling personal; memekikkan perang paling keji atau menebarkan kedamaian yang paling hakiki.

Kendati agama memiliki dua dimensi yang bertentangan,tidak lantas dapat diinterpretasikan secara tekstual dengan melepaskan konteksnya. Kearifan ini haurs dimiliki oleh pemuka-pemuka agama dan politisi termasuk Wilders.
Wilders tampaknya memang secara terbuka menginginkan peperangan. Agamalah satu-satunya faktor yang sangat sensitif untuk dijadikan bahan bakar perang.

Faktor ini terbukti ketika kecaman terhadap Fitna menyeruak. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengecam pemutaran film anti-islam garapan anggota parlemen Belanda ini.

”saya mengecam keras pemutaran film yang menyerang Islam tersebut. Ucapan-ucapan yang menimbulkan kebencian dan hasutan untuk melakukan kekerasan tidak bisa diterima,” kata Ban Ki-moon dalam pernyataan pers PBB yang dikeluarkan di New York,Jumat (28/03).

Karena itu memang mudah ditebak,reaksi keras segera bermunculan dari dunia Islam. Kecaman datang, antara lain dari Bangladesh dan Iran. Negeri para mullah ini bahkan mengancam akan memutus hubungan diplomatiknya dengan Belanda.

Namun, diatas semua itu, sebelum kerugian besar terjadi, sebagai implikasi dari Fitna itu, umat Islam di dunia dan indonesia tentunya harus mengedepankan sikap yang lebih rasional ketimbang emosional. Selain itu, para tokoh agama Islam bersama –sama dengan agama lain mesti segera melakukan dialog secara terbuka, penuh kejujuran dan saling menghargai agar bisa meredam perasaan emosi umat Islam yang sedang tersinggung.

Pasalnya jika yang dilakukan kaum muslimin adalah sifat emosional dan reaksioner,justru inilah yang akan lebih menegaskan dan membenarkan, Islam memang agama teroris. Dengan Fitna ini barat justru akan mengetahui peta radikalisme Islam dengan niscaya. Peta ini tentunya satu paket dengan perang Amerika Serikat terhadap terorisme.

Inilah keadaaan paling buruk jika umat Islam tidak bersikap dewasa dalam merespons setiap polemik yang terjadi antara Islam dan negara lain.

Meski umat islam terus-terusan digempur dengan tuduhan terorisme dan rasialisme, umat Muhammad harus terus mengedepankan sisi-sisi perdamaian dari agama dan tidak mudah terpancing dengan pihak-pihak yang memperuncing aspek kekerasan dalam agama. Karena itu adalah batu ujian bagi emosi umat Islam itu sendiri.


(Sumber: ijtihad,buletin IPIM kota batam)
posted by Fadli @ 18.30  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
 

Pasang radiobox ini!

Keluarkan radiobox (pop up)

.....
Foto Saya
Nama:
Lokasi: batam, kep.riau, Indonesia
Udah Lewat
Arsip
motto
bacalah...bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu...
Surat ALi Imran ayat 191
"mereka yang senantiasa mengingat Allah dalam waktu berdiri,waktu duduk dan waktu berbaring dan mereka senantiasa memikirkan tentang kejadian langit dan bumi, seraya mereka berkata :Wahai Tuhan kami,tidak engkau jadikan semua ini dengan sia-sia.Maha suci Engkau, maka jauhkanlah kami dari azab api neraka"
dunia

ketika hari mulai gelap...kelamlah semua pandangan...sirna sudah rasa yang ada...tinggallah raga diam terpaku...menunggu waktu berlalu...kan kah ada asa tersisa...untuk esok hari...jika sang surya menghadirkan diri...

Links
Template by
Free Blogger Templates