Assalamu`alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah saya menjadi pembaca setia konsultasi agama Republika Online.
1. Setiap manusia mempunyai masalah. Bagaimana agar manusia yakin bahwa masalah yang dihadapinya adalah cobaan Allah, dan mendapat balasan kalau sabar.
2. Bagaimana caranya agar manusia mampu mengekalkan hubungannya dengan Allah.
Terima kasih
Wassalamu`alaikum Wr.Wb
-nur76- Nurcahyo
Jawaban :
Pertanyaan yang baik sekali, semoga Allah SWT memberikan limpahan hidayah dan taufiqnya kepada kita semua.
Untuk pertanyaan pertama dapat kami kemukaan beberapa hal berikut ini :
1. Semua hal yang terjadi di permukaan bumi ini, baik atau buruk(cobaan ) semua datang dari Allah jadi otomatis kita tahu bahwa cobaan itu datang dari Allah (lihat surat Al-Fatihah : ayat 2), bahkan dalam surat Al-Baqoroh :155, dan surat Muhammad : 31 lebih tegas dinyatakan : “Sungguh akan kami uji kalian…... Sebuah pernyataan yang menjelaskan bahwa ujian itu datang dari Allah SWT.
2. Memang ada beberapa ayat Al-Qur’an dalam Al-Qur’an misalnya surat An-Nisa’ : 79 yang menjelaskan bahwa yang baik itu datang dari Allah dan yang buruk itu datang dari kita sendiri. Makna ini bisa menimbulkan pemahaman bahwa cobaan tertentu, bila masuk katogori sayyiah (yang buruk) maka hal itu sebagai akibat dari ulah kita. Dan karena nya kita menyebut cobaan itu datang dari diri kita sendiri, bukan dari Allah. Untuk menjelaskan dua poin di atas kita bisa menyatakan bahwa pada dasarnya semua itu datang dari Allah SWT, tetapi karena Allah SWT adalah Maha Agung, maha suci tidaklah hal-hal buruk dinisbatkan pada-Nya. Itu yang pertama. Kedua : Karena di dunia berlaku hukum sebab akibat maka semua kejadian apalagi yang buruk itu datang dari hubungan sebab akibat. Oleh karena itu kita kadang kita merasa bahwa ujian itu datang dari diri kita sendiri.
3. Agar kita tahu jika bersabar menghadapi ujian kita mendapatkan balasan, Kita bisa melihat beberapa hadis yang menyatakan hal itu. Misalnya hadits Qudsi: “Jika Saya (Allah) menguji hamba Saya dengan orang yang dicintainya da ia sabar maka saya ganti mereka dengan surga ”(Riwayat : al-Bukhori) .
Dan faktanya balasan atau ganti itu terkadang juga langsung datang didunia. Dalam sebuah riwayat dari Rasulullah disebutkan bahwa siapa saja yang sabar atas ujian Allah maka Alah akan ganti dengan yang lebih baik. Kasus ini pernah menimpa Ummi Salamah ketika Abu Salamah meninggal ia berkata pada dirinya siapa yang lebih baik dari Abu Salamah. Karena kesabarannya tak lama kemudian Allah menggantinya dengan orang yang jauh lebih baik dari Abu Salamah yaitu Rasulullah Saw, dimana Rasulullah akhirnya melamarnya dan menikahinya.
Untuk pertanyaan kedua agar kita mengekalkan hubungan dengan Allah SWT dapat kami kemukakan :
1. Pengertian mengekalkan hubungan dengan Allah adalah sesuatu yang ideal. Oleh karena itu perlu usaha keras, pada saat kita mengetahui bahwa iman itu bertambah dan berkurang.
2. Agar kita dapat mengekalkan hubungan dengan Allah dapat kita tempuh beberapa cara :
Terus menerus, istiqomah, tak pernah berhenti dalam beramal saleh. Hal ini bisa ditempuh dengan konsep sedang dan meningkat. Yakni kita selalu sedang dalam beramal kemudian setiap harinya kita berusaha meningkatkannya meskipun sedikit. Hal ini membantu kita dapat lebih istiqomah. Dengan memperluas cakupan amal (perbuatan) dimulai dari amal faraidz (yang wajib) kemudian amal nawafil (sunnah) hinggga dapat meraih mahabbah Allah (hadits Qudsi). Fokus pada amal-amal yang memilki fadhilah kedekatan dengan Allah misalnya shalat, dzikir dan yang lainnya.
Pengasuh,
Ustadz Muchsinin Fauzi, LC
republika.co.id selasa, 17 maret 2009 foto internetLabel: hikmah |