Jumat, 11 April 2008 |
Tiga Perkara |
Allah SWT berfirman,"Hai orang-orang beriman, bertaqwalah dan perhatikan apa yang telah kamu kerjakan untuk menghadapi hari esok (akhirat), sesungguhnya Allah Maha Teliti dengan apa yang kamu kerjakan."(QS Al-Hasyr {59}:18).
Abu Dzar al Ghifari adalah salah seorang sahabat Rasulullah SAW dari suku Ghifar, yang kualitas keimanannya diakui oleh Nabi dan para sahabat. hal ini terbukti pada awal dia masuk Islam, dimana orang lain masuk Islam dengan sembunyi-sembunyi, sementara dia dengan terang-terangan. bahkan, dia mengucap dua kalimat syahadat serta memproklamasikan dirinya sebagai seorang Muslim dihadapan orang-orang kafir yang tengah berkumpul di ka'bah, sehingga dia dikeroyok sampai babak belur.
Suatu ketika dia ditanya oleh Rasulullah SAW tentang apa yang disenanginya didunia ini.Abu Dzar menjawab,"tidak ada yang aku senangi,kecuali tiga perkara, yaitu ketika aku ingat mati, ketika aku lapar dam ketika sakit."
Jawaban Abu Dzar tentunya mengundang keanehan bagi kebanyakan manusia lain. Karena siapa yang suka meningat mati? siapa pula orang yang suka lapar? dan siapa yang suka rasa sakit?
Kemudian, Nabi bertanya lagi karena beliau tahu bahwa sahabatnya itu tidak mungkin menjawab seperti itu tanpa alasan. "Mengapa kamu menyukai tiga perkara itu, sedangkan kebanyakan manusia membencinya?"
Dia menjawab,"Aku suka mengingat mati. Karena, dengan mengingatnya hatiku akan lunak, tidak akan keras bagai batu, dan akan mengantarku untuk selalu beramal sebelum kematianku datang. Aku menyukai rasa lapar,karena dia menunbuhkan jiwa sosialku, bagaimana mungkin aku akan merasakan pahitnya lapar yang di derita orang lain, sedang perutku kenyang. Dengan kenyang, aku akan menjadi pemalas. Sementara rasa sakit akan membuat aku sadar akan kelemahan aku dihadapan Allah SWT, tidak pantas sombong dan takabur, serta mengakui keagungan-Nya dengan sepenuh ahti."
Itulah tiga perkara yang sebenarnya harus menjadi renungan dan pelajaran bagi kita di zaman sekarang ini. Karena kebanyakan kiat lebih mencintai hidup di dunia dan isinya hingga lupa akan kematian. Lebih mencintai kenyang hingga lupa akan saudara-saudaranya yang kelaparan. Dan lebih mencintai rasa sehat dan lupa akan syukur kepada Allah SWT. Na'dzubillah.
sumber: Buletin Jumat YLKM Batam. |
posted by Fadli @ 18.52 |
|
|
|
|