Senin, 07 Januari 2008 |
Doa (lanjutan-2) - Kekeliruan doa |
V. Kekeliruan Dalam Berdo’a
Berkenaan dengan do’a, tercatat dalam sejarah sahabat, sebuah dialog yang sangat berkesan antara Saad bin Abi Waqash dengan Rasulullah Saw., Saad merasakan kekhawatiran yang luar biasa dan senantiasa dirundung gelisah dan gundah gulana karena ia merasa telah lama bermunajat kepada Allah tapi apa yang ia inginkan belum kunjung dikabulkan oleh Allah SWT. Dengan berat hati Saad melaporkan kondisinya kepada Rasulullah seraya berkata :”Ya, Rasulullah aku telah berdo’a, tapi tak kunjung dikabulkan juga. Adakah sesuatu yang salah ?” Rasulullah pun menjawab, Hai Saad, hindarkanlah makanan haram. Ketahuilah, setiap perut yang diisi dengan sesuatu yang haram, sekalipun hanya sesuap nasi , maka doanya ditolak selama 40 hari.”
Perhatikanlah sebuah kisah yang cukup populer mengenai seorang salafushalih bernama Ibrahim bin Adham. Suatu ketika ia berjalan di tengah pasar kota Basrah, Irak. Melihat ulama besar kharismatik yang langka itu, penduduk Basrah tidak menyia-nyiakan kesempatan baik itu untuk bertanya. Ketika itu masyarakat Basrah sedang dilanda kemelut sosial yang sangat melelahkan dan solusi tak kunjung ditemukan , bahkan do’a pun terasa tidak memperbaiki keadaan. Penduduk Basrah pun bertanya : wahai Abu Ishak (panggilan akrab Ibrahim Bin Adham), Allah berfirman dalam Al Qur’an agar kami berdo’a kepada-Nya dan berjanji akan mengkabulkan semua do’a kami. Kami warga Basrah sudah bertahun-tahun memanjatkan do’a, tetapi kenapa do’a kami tak dikabulkan ?. Ibrahim bin Adham menjawab, “Wahai penduduk Basrah, hati kalian telah mati dalam sepuluh perkara, bagaimana mungkin do’a kalian akan dikabulkan Allah !. Terakhir, ia mengatakan : “Wahai penduduuk Basrah, ingatlah sabda Nabi saw : “Berdo’alah kepada Allah, tetapi kalian harus yakin akan dikabulkan . Hanya saja kalian harus tahu bahwa Allah tidak berkenan mengabulkan do’a dari hati yang lalai dan main-main”.
Sepuluh perkara yang mengakibatkan do’a kita tertolak adalah : 1. mengakui kekuasaan Allah, tetapi tidak memenuhi hak-hak-Nya 2. setiap hari membaca Al Qur’an, tetapi tidak mengamalkan isinya 3. setiap hari mengaku cinta Rasul saw, tetapi pola hidup dan sunah-sunahnya ditinggalkan 4. membaca ta’awudz (berlindung kepada Allah) dari setan yang kita sebut-sebut sebagai musuh, tetapi setiap hari pula kita memberi makan dan dan mengikuti langkahnya. 5. kita selalu menyatakan ingin masuk surga, tetapi perbuatan kita justru bertentangan dengan keinginan itu 6. Kita menyatakan takut masuk neraka, tetapi kita terus menerus mencampakkan diri kita sendiri ke dalam neraka 7. kita mengakui bahwa maut adalah keniscayaan, tetapi kita tidak pernah mempersiapkan diri untuk menghadapinya 8. kita sibuk mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi terhadap kesalahan diri kita sendiri tidak mampu melihatnya 9. setiap saat kita meni’mati karunia Allah, tetapi kita selalu lupa bahkan berusaha melupakan diri kita sendiri untuk mensyukurinya 10. kita sering mengantarkan dan mengubur jenazah saudara kita, tetapi kita tidak pernah mengambil pelajaran dari peristiwa itu.
sumber portal divre III |
posted by Fadli @ 18.48 |
|
|
|
|