Rabu, 23 April 2008
Mengenal Nabi Muhammad SAW -1
Sejarah Diutusnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
Ustadz Muhammad As-Sewed



Di tengah-tengah kejahiliyahan bangsa Arab, diutuslah seorang dari kalangan mereka sendiri (bangsa Arab) untuk mengembalikan mereka kepada tauhid yang dibawa oleh Ibrahim, Ismail, dan seluruh para Nabi alaihim salam. Dan memang inilah sesungguhnya tugas seluruh para Rasul.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ﴿النحل: ٣٦

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) 'Sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut.'" (An-Nahl: 36)

Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah anak dari Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luhay bin Ghalib bin Fihir (Quraisy) bin Malik bin Kinanah bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan, keturunan Ismail bin Ibrahim alaihimus salam yang dikenal dengan "Abul Arab" karena yang dinamakan Arab adalah anak keturunan Ismail.

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam adalah manusia terbaik dan dipilih dari turunan yang terbaik. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ اصْطَفَى بَنِي إِسْمَاعِيْلَ، وَاصْطَفَى مِنْ بَنِي إِسْمَاعِيْلَ كِنَانَةَ، وَاصْطَفَى مِنْ كِنَانَةَ قُرَيْشًا، وَاصْطَفَى مِنْ قُرَيْشٍ بَنِي هَاشِمٍ، وَاصْطَفَانِى مِنْ بَنِي هَاشِمٍ ﴿رواه أحمد ومسلم

"Sesungguhnya Allah telah memilih turunan Ismail, memilih Kinanah dari turunan Ismail, memilih Quraisy dari Kinanah, memilih Bani Hasyim dari Quraisy, dan memilihku dari Bani Hasyim." (HR. Ahmad dan Muslim)

Selain bernama Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau juga menamakan dirinya dengan beberapa nama, sebagaimana diriwayatkan oleh Jubair bin Muth'im, dia berkata:

سَمَّى لَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم نَفْسَهُ أَسْمَاءً، فَقَالَ: أَنَا مُحَمَّدٌ، وَأَنَا أَحْمَدُ، وَأَنَا الْمَاحِى الَّذِي يَمْحُو اللهُ بِهِ الْكُفْرَ، وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمِى، وَأَنَا الْعَاقِبُ الَّذِي لَيْسَ بَعْدَهُ نَبِيٌّ ﴿أخرجه البخاري ٨/٤٩٢، ومسلم (٢٣٥٤ والترمذي (٢٨٤٢ وأحمد ٤/٨٠-٨١

"Rasulullah menamakan dirinya kepada kami dengan beberapa nama. Beliau bersabda: 'Aku Muhammad dan aku Ahmad, aku adalah Al-Mahi (penghapus) yang denganku Allah menghapus kekufuran, dan aku merupakan Al-Hasyir (pengumpul) dimana manusia dikumpulkan di kakiku, dan aku adalah Al-'Aqib (yang datang belakangan) yang tidak ada Nabi sesudahku." (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Ahmad)

Beliau merupakan doanya Ibrahim alaihis salam ketika berdoa:

وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ ءَايَاتِكَ ﴿البقرة: ١٢٩

"Utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat engkau." (Al-Baqarah: 129)

Dan merupakan khabar gembira dari Isa alaihis salam ketika berkata:

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَابَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ ﴿الصف: ٦

"Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab yang diturunkan sebelumku, yaitu Taurat dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)..." (Ash Shaff: 6)

Beliau merupakan sosok Nabi yang ditunggu-tunggu oleh kaum Yahudi Madinah yang mereka selalu mengancam orang-orang Arab (musyrik) dengan kedatangannya.

وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ ﴿البقرة: ٨٩﴾

"Dan mereka dulu mengancam dengannya orang-orang kafir (musyrik) tapi ketika datang kepada mereka apa yang mereka ketahui mereka mengingkarinya." (Al-Baqarah: 89)

Maka, jelaslah bahwa datangnya seorang Nabi bernama Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sudah tertulis dalam Injil dan Taurat sebagaimana firman Allah:

(الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ ﴿الأعراف: ١٥٧

"(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar...." (Al-A'raf: 157)

Akan tetapi, kedua kitab tersebut sudah dirubah dan diganti kalimat-kalimatnya. Mereka buang sebutan nama Muhammad/Ahmad shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali pada Taurat Samurah dan Injil Barnabas di mana masih tersebut nama beliau di dalamnya. Kemudian gereja melarang untuk menyebarkan Injil tersebut pada akhir abad kelima Masehi[1]. Di antara ayat yang menyebutkan dengan jelas nama beliau adalah pada Injil Barnabas (41:29-30): "Maka Allah menutup hijabnya dan diusir keduanya oleh Mikail dari surga Firdaus {29}. Kemudian Adam menengok dan melihat di atas pintu ada tertulis 'Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah' (tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad itu utusan Allah) {30}. Nama ini berulang-ulang disebut pada Injil Barnabas ini. Adapun pada Injil Lukas (2:14) tertulis: "Puji Tuhan (Allah) di tempat yang tinggi dan di bumi keselamatan (Islam) dan bagi manusia 'Ahmad'." Akan tetapi, terjemahan di dalam bahasa Arab ternyata tidak sesuai dengan terjemahan yang benar dari bahasa Suryani sebagaimana ditahqiq oleh ustadz Abdul Ahad Daud[2]. Dalam Injil Yohanes (61) disebutkan: (secara tersirat) "Dan kalau aku belum berangkat maka tidak akan datang kepada kalian Far Qalith. Dan yang dimaksud dengan Far Qalith ialah Hamid, Hamad atau Ahmad."[3]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah[4] berkata: "Berita tentang pengetahuan ahlul kitab mengenai sifat-sifat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang terdapat dalam kitab-kitab mereka yang terdahulu itu sangat mutawatir." Yang demikian dikarenakan hampir semua orang dari kalangan mereka (Yahudi dan Nasrani) telah berkata dan berbicara tentang sifat-sifat Nabi yang akan datang. Sebagaimana kisah Salman Al-Farisi radhiallahu anhu dengan sanad hasan, bahwa pendeta Nasrani di Amuriyyah mewasiatkan kepadanya: "Wahai anakku, aku tidak mengetahui seseorang yang nanti kita ada di atasnya (agamanya) untuk aku perintahkan engkau kepadanya. Namun, telah sampai kepadamu masa akan diutusnya seorang Nabi di Haram (tanah suci). Tempat hijrahnya adalah antara dua padang batu sampai ke tanah Sabkhah (bergaram) yang memiliki pohon-pohon korma. Dan sungguh dia memiliki tanda-tanda (kenabian) yang jelas: di antara dua pundaknya ada cap kenabian dan dia mau memakan hadiah tapi tidak mau memakan shadaqah. Kalau engkau mampu, berangkatlah ke negeri itu. Sesungguhnya telah sampai padamu zamannya."[5]

Demikian juga dalam kisah Raja Najasyi. Ketika Ja'far bin Abi Thalib radhiallahu anhu berkata kepadanya tentang Al-Islam yang dibawa oleh seorang Rasul dengan kitab seperti kitabnya Isa bin Maryam alaihis salam, maka berkata Najasyi[6]: "Engkau telah mengatakan (sesuatu) yang besar maka tenanglah sebentar." Kemudian beliau (Najasyi) memukul genta/lonceng dan memanggil semua pendeta dan tokoh agama. Kemudian beliau berkata kepada mereka: "Aku nyatakan pada kalian dengan nama Allah yang telah menurunkan Injil kepada Isa, apakah kalian dapati antara Isa dan Hari Kiamat ada seorang Nabi?" Mereka menjawab: "Ya Allah, benar! Telah diberitakan kepada kami oleh Isa alaihis salam dan ia berkata: "Barangsiapa beriman kepadanya (Muhammad) berarti ia beriman kepadaku dan yang kufur kepadanya berarti dia kufur kepadaku."

Dalam riwayat Ibnu Hisyam, disebutkan bahwa raja minta dibacakan apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu Ja'far radhiallahu anhu membacakan surat Maryam kepadanya. Maka, menangislah Najasyi sampai (air matanya) membasahi jenggotnya dan para uskup serta pendeta pun ikut menangis hingga membahasi kitab-kitab mereka. Kemudian Najasyi berkata: "Sesungguhnya kitab ini dan kitab yang dibawa oleh Isa alaihis salam berasal dari sumber yang satu."

Demikian pula berita kedatangan beliau shallallahu alaihi wa sallam dalam Taurat telah mutawatir dari kalangan Yahudi. Berkata seseorang dari Anshar (dalam riwayat yang hasan)[7]: "Sesungguhnya yang mendorong kami kepada Islam selain rahmat Allah dan hidayah-Nya adalah apa-apa yang kami dengar dari orang-orang Yahudi dan kami –ketika itu- termasuk golongan musyrikin penyembah berhala. Sementara mereka (ahli Kitab) memiliki ilmu-ilmu yang tidak kami miliki. Dan bahwa di antara kami dan mereka ada hubungan yang jelek. Jika kami berkata tentang mereka dengan sesuatu yang tidak mereka sukai, mereka berkata kepada kami: "Sesungguhnya telah dekat waktu diutusnya seorang Nabi dan akan kami bunuh kalian bersamanya seperti dibantainya kaum 'Add dan Iram."

Bahkan orang-orang musyrikin pun mendengar akan datangnya seorang Nabi sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hisyam tentang Rabi'ah bin Nashar, raja Yaman yang bermimpi dan memanggil seluruh dukun dan tukang takwil mimpi untuk menakwilkan mimpinya. Lalu raja tersebut berkata: "Kalau kalian bisa menebak mimpiku, tentu kalian bisa menakwilkannya." Maka semuanya menyerah dan tidak mampu kecuali Syiq dan Sathih. Keduanya bisa menebak mimpi Rabi'ah bin Nashr dengan tepat pada waktu yang berbeda dan menakwilkannya dengan takwil yang sama. Cuma bahasanya yang berbeda, yang maknanya bahwa kerajaannya akan dikalahkan dan dikuasai oleh raja Habasyah. Kemudian, kerajaan tersebut akan dikalahkan pula oleh Iram bin Dziyazan. Ketika ditanya oleh raja tersebut, apakah kerajaan dan kekuasaannya akan berlangsung terus atau terputus, maka Shathih menjawab:

"Bahkan terputus."

"Siapa yang memutusnya?"

"Nabi yang suci, yang datang kepadanya wahyu dari tempat yang tinggi."

"Dari mana dia (dari turunan mana)?"

"Dari turunan Shalib bin Jihr bin Malik bin Nadhar, dia akan berkuasa sampai akhir dahr (jaman)."

Demikian pula ketika raja bertanya kepada Syiq apakah kerajaan (kekuasaan) Iram bin Dziyazan berlangsung terus atau terputus, dia menjawab:

"Bahkan terputus, dengan seorang Rasul yang diutus. Dia (Rasul) datang membawa al-haq (kebenaran) di antara ahli dien dan orang-orang yang memiliki keutamaan. Dia akan menjadi penguasa pada kaumnya terus sampai hari keputusan (Kiamat)."

Tentunya, pada berita ini harus diberi catatan kaki karena beritanya dari dukun yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa mereka mencuri berita dari langit dan menambahnya dengan 100 kedustaan[8]. Maka dinukilnya ucapan mereka di sini, bukan sebagai rekomendasi kepada mereka tetapi hanya untuk menjelaskan bahwa kedatangan Rasulullah beritanya sangat mutawatir di kalangan manusia waktu itu (Yahudi, Nasrani maupun musyrikin). Sehingga, tidak ada alasan bagi mereka untuk menolak dakwah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dan apabila mereka ditanya pada hari kiamat:

"Apakah belum datang pada kamu pemberi peringatan." (Al-Mulk: 8),

"Mereka menjawab: Benar, sesungguhnya telah datang pada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakannya, dan kami katakan Allah tidak menurunkan sesuatupun...." (Al-Mulk: 9)


bersambung...
sumber:myquran.org.
posted by Fadli @ 20.46  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
 

Pasang radiobox ini!

Keluarkan radiobox (pop up)

.....
Foto Saya
Nama:
Lokasi: batam, kep.riau, Indonesia
Udah Lewat
Arsip
motto
bacalah...bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu...
Surat ALi Imran ayat 191
"mereka yang senantiasa mengingat Allah dalam waktu berdiri,waktu duduk dan waktu berbaring dan mereka senantiasa memikirkan tentang kejadian langit dan bumi, seraya mereka berkata :Wahai Tuhan kami,tidak engkau jadikan semua ini dengan sia-sia.Maha suci Engkau, maka jauhkanlah kami dari azab api neraka"
dunia

ketika hari mulai gelap...kelamlah semua pandangan...sirna sudah rasa yang ada...tinggallah raga diam terpaku...menunggu waktu berlalu...kan kah ada asa tersisa...untuk esok hari...jika sang surya menghadirkan diri...

Links
Template by
Free Blogger Templates